Aku penasaran dengan waktu. Waktu
itu hidup atau hanya benda mati? Tuhan menciptakan waktu dengan begitu
menakjubkan. Aku curiga, aku berpendapat bahwa waktu itu sebenarnya hidup. Bukankah
ia selalu berdetak? Bahkan ia bisa membaca berapa detak jantung dalam satuan
detik, menit, bahkan jam. Mengapa ia menjadi lebih dulu daripada detak jantung
itu sendiri?
Aku penasaran dengan waktu. Kala
waktu yang menjadi sahabatku sejak lahir, memberikan identitas kepadaku kapan
aku lahir, menjadi sebuah ingatan Ibu Bapakku, sehingga aku terasa seperti baru
lahir di setiap harinya. Aku jadi bertanya kapan waktu itu sendiri lahir
pertama kalinya? Kapan waktu memulai detik pertamanya? Kapan waktu benar-benar
belum tercipta? Apa pernah waktu mengalami suatu hal bernama 0 detik?
Aku penasaran dengan waktu. Waktu
mengiringiku menjelajahi dunia. Aku menghabiskan waktu dengan belajar dan
belajar. Waktu pasti tahu itu. Mengenakan seragam warna merah-biru-abu sampai
kini aku bisa mengenakan baju bebas –begitulah orang menyebutnya. Waktu sampai-sampai
tidak terasa hingga aku sudah sembilan belas tahun berada di dunia ini. Tapi aku
tidak tahu sampai kapan waktu ini ada, terutama waktu hidupku sendiri. Tuhan
Yang Maha Mengetahui-lah yang tahu. Hanya Tuhan yang bisa menegur waktu.
Aku penasaran dengan waktu. Kata teman
kerjaku, ada penelitian di negara maju
yang jauh dari sini, bahwa waktu itu bisa dikendalikan. Bahkan di sana, para
pemikir jenius sedang berusaha menciptakan mesin waktu. Ya, mesin waktu. Aku takjub
sambil tak percaya. Memangnya bisa? Bukankah itu hanya ada dalam kartun atau
film-film? Katanya, kita sebagai molekul-molekul padat bisa berubah menjadi
molekul-molekul yang tak beraturan, seperti molekul pada udara. Lalu dari
perenggangan molekul itu, kita bisa saja menjadi udara. Jika begitu, kita bisa
memasuki alam atau mesin atau alat yang aku pun tak bisa membayangkannya di
kehidupan nyata. Maka kita bisa kembali ke masa lalu, dengan wujud kita yang
sekarang atau kita yang lalu. Entah. Maaf kalau aku ngaco. Hahaha.
Aku penasaran dengan waktu. Mengapa
waktu menjadikan 3 masa? Masa lalu, masa kini, dan masa depan. Bagiku, hal yang
paling menyeruak dalam pikiran sebenarnya bukan masa lalu, meskipun mungkin
banyak puing-puing kenangan yang masih lekat dan lekap dalam jiwa. Bukan pula
masa depan yang masih dalam bayangan, yang kita harap-harap akan jauh lebih
indah dari reruntuhan bangunan kenangan yang sudah jadi puing tadi, yang kita
imajinasikan akan seindah cerita dari novel happy
ending karya penulis terkemuka. Nyatanya, aku lebih mendalami masa kini. Aku siapa. Aku
sedang apa. Aku sedang mencari apa. Aku sedang mencintai siapa. Aku sedang
membahagiakan siapa. Bukankah yang sedang dilakukan sekarang adalah akibat dari
masa lalu dan pijakan kecil menuju masa depan?
Terakhir, aku masih sangat
penasaran dengan waktu. Detik adalah waktu yang tidak bisa kembali, dan tidak
bisa dijemput. Izinkan aku untuk mengungkapkan sedikit rahasiaku. Ada suatu
masa, dimana jika aku tidak berada di sana pada detik itu, mungkin aku tidak
akan jatuh cinta. Jika pada detik itu aku tidak bercakap dengannya, mungkin aku
tidak akan merasa jatuh cinta sampai saat ini. Pada setiap detik yang selalu
kebetulan, ada keajaiban yang aku sendiri tidak tahu darimana asalnya. Detik yang
selalu membuat aku jatuh cinta. Detik saat aku menemukan cinta. Jika pada detik
itu aku terlambat, mungkin aku tidak dapat menangkap senyuman indah itu. Jika pada
detik itu aku beranjak, mungkin aku tidak akan ditegurnya. Haha. Jika pada
detik itu aku tidak tahu namanya, mungkin aku tidak akan senyum-senyum sendiri
sekarang. Jika pada detik itu aku tidak penasaran dengannya, mungkin aku tidak akan
penasaran dengan waktu dan tidak akan menulis ini.
Aku berterima kasih kepada Tuhan
yang telah menciptakan waktu.
aku juga sangat penasaran dengan waktu,,waktu iru nggak bisa ditukar atau dikembalikan,,karena waktu akan maju dan maju :)
BalasHapusYa :)
HapusPenasaran banget >< hehe
Berharap bisa bikin mesin waktu, sih.
BalasHapusKayak yang ada di Doraemon dongs :D hehe
HapusMaybe...