Kau datang tiba-tiba, air laut
Namun mengapa kau turun dari langit?
Aku tidak perlu jauh pergi ke pantai bukan untuk menemukanmu?
Namun tetap saja tidak ada yang memanggilmu dengan sebutan air laut
Aku memang bodoh
Aku menyebutmu air laut sebab kau dari laut
Aku ini cerdas, tapi tetap saja orang-orang menganggapku bodoh
Sama seperti aku menganggap dia
Aku mengira dia adalah makhluk istimewa
Manusia menakjubkan yang Tuhan kirimkan entah dari mana
Entah dari langit, atau tanah
Entah dari udara, atau matahari
Dia sungguh istimewa buatku, sungguh
Aku sering tersenyum diam-diam saat bersamanya
Aku selalu menangkap segala ceria dan cerita darinya
Tapi dia sama sepertimu, air laut
Tidak ada yang menganggap dia seperti apa yang aku kira
Aku terlalu berkhayal
Apa karena aku wanita?
Lebih menggunakan perasaan daripada logika
Lalu, apa benar aku salah?
Sungguh aku lama-lama mati rasa dan perasaanku mati
Kemudian aku gunakan logikaku
Namun mengapa aku selalu mengulang pertanyaan yang sama?
Jawaban beragam dari tanyaku
Hingga aku belum pernah tahu jawaban mana yang benar
Ataukah aku hanya berputar di dalam lingkaran yang sama?
Aku benar-benar tidak mengerti logika ini
Banyak yang membisikkanku satu jawaban yang tidak pasti
“Dia tidak memilihmu”
Serupa denganmu, air laut
Kau bukanlah air laut seperti yang aku sebut selama ini
Kau adalah air hujan
Dan dia adalah milik orang lain