Suatu
hari di negeri antah berantah, hiduplah seorang putri yang cantik jelita.
Setiap sore sang putri selalu ke taman istana untuk memetik bunga Asoka dan
menjadikannya bahan untuk bermain masak-masakan. Di sisi lain, ada seorang
pangeran dari kota sebelah yang hobi menunggangi kuda supaya baik jalannya
untuk berkeliling-keliling kota hendak melihat-lihat keramaian yang ada.
Suatu hari sang pangeran mengunjungi sebuah istana dan melihat sang putri yang
sedang asyik bermain sendirian. Sang pangeran merasa senang melihat sang putri.
Sang pangeran akhirnya mengunjungi istana sang putri setiap hari dan memandangi
sang putri dari jarak jauh.
Suatu
ketika sang pangeran tidak melihat keberadaan sang putri di taman istana.
“Mungkin dia sedang bosan bermain masak-masakan,” ujar sang pangeran sambil
berbalik pulang. Keesokan harinya, sang pangeran kembali ke istana sang putri,
namun sang putri pun tak kunjung ada. Berhari-hari sang pangeran tetap
mengunjungi taman istana sang putri, namun ia tidak menemukan sang putri. Sang
pangeran yang penasaran pun akhirnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam
istana dan bertemu dengan sang raja.
“Wahai Baginda Raja,
saya pangeran dari kota sebelah. Saya perhatikan, putri istana tidak kunjung
bermain di taman seperti biasanya. Ada apa gerangan, Baginda?” tanya sang
pangeran dengan posisi badan yang agak membungkuk.
“Anakku sedang sakit.
Ia tidak sadarkan diri beberapa hari setelah memakan semangka merah yang
diberikan oleh seorang nenek. Sepertinya nenek itu adalah seorang penyihir yang
ingin melukai anakku.”
“Bagaimana bisa sebuah
semangka membuat sang putri tidak sadarkan diri, Baginda?”
“Sepertinya anakku
tersedak biji semangka. Saat itu ia memakan 1 buah semangka lahap demi lahap.
Setelah itu anakku tidak sadarkan diri.”
“Apakah ada ramuan atau
obat yang bisa menyembuhkan sang putri, Baginda?”
“Ada. Tabib yang pernah
datang memeriksa anakku menyebutkan nama bunga yang dapat dijadikan sebagai
obat. Nama bunga itu adalah Dandelion. Tapi belum ada yang berani mengambil
bunga tersebut karena bunga tersebut hanya ada di hutan Suramadu, yang
menghubungkan Surabaya dan Madura planet ini dengan planet Mars. Apakah
kau bersedia jika aku memintamu untuk mengambilkan bunga itu?”
“Aku bersedia, Baginda
Raja. Aku akan kembali dan membawakan bunga Dandelion untuk sang putri,” kata
sang pangeran dengan tegas.
Lalu
pangeran pun langsung menuju hutan Suramadu dengan menunggangi kuda
kesayangannya. Ia membawa bekal setoples coklat ChaCha seperti di film Sherina.
Setelah sampai di depan hutan, sang pangeran turun dari kuda dan mengeluarkan smarphone Android-nya. Ia membuka
aplikasi Google Maps agar tidak
tersesat.
Sang
pangeran yang melihat keadaan hutan yang sangat gelap pun diam sejenak dan
berpikir. Di dekatnya ada sebuah batang korek api, lilin, dan obor. Pangeran
berpikir mana yang akan pertama kali ia pilih. Kemudian pangeran pun memilih
batang korek api, karena jika tidak, ia tidak dapat menyalakan lilin ataupun
obor. Namun ia baru saja ingat, smartphone-nya
dapat digunakan menjadi senter apabila flash-nya
dinyalakan. Akhirnya pangeran tidak jadi mengambil batang korek api, lilin,
maupun obor. Ia berjalan masuk ke hutan dengan mengenggam smartphone di tangannya.
Di
tengah perjalanan, ternyata smartphone
sang pangeran mati karena baterainya habis. Sang pangeran pun lupa membawa power bank. Pangeran yang panik mulai
takut melangkah lagi. Tiba-tiba terdengar suara alien.
“Bebeb Bip bip
bip bip. Sedang apa kamu di sini? Bip bip. Siapa kamu? Bip.”
“Eh, itu, perkenalkan
saya pangeran dari suatu kota di negeri ini. Saya ingin mengambil setangkai
bunga Dandelion untuk menyadarkan sang putri,” jawab sang pangeran polos.
“Bip bip. Kamu tidak
boleh mengambilnya. Bip bip bip. Bunga itu milik saya dan saya juga akan
menguasai seluruh isi planet ini,” kata alien sambil tertawa ala Plankton yang
ingin menguasai resep rahasia Krabby Patty.
“Hm… Sebelumnya saya
ingin bertanya, kenapa kamu ada di planet ini? Mengapa kamu tidak kembali ke
rumahmu? Apakah kamu tidak kangen sama rumah dan mamamu?”
Lalu
sang pangeran pun bernyanyi dengan merdu dan easy listening.
Mother, how are you today?Here is a note from your daughter.
With me everything is ok.
Mother, how are you today?
Mother, don't worry, I'm fine.
Promise to see you this summer.
This time there will be no delay.
Mother, how are you today?
Alien
yang mendengar suara sang pangeran meneteskan air mata dan memanggil UFO-nya.
Alien itu menaiki UFO dan pergi meninggalkan hutan. Sang pangeran merasa sangat
lega dan lanjut berjalan menuju tempat ditanamnya bunga Dandelion. Sang
pangeran pun akhirnya memetik bunga Dandelion dan membawanya ke istana sang
putri.
Di
istana, sang pangeran menemui sang putri yang terkujur lemas. Sang pangeran
meniupkan bunga Dandelion ke arah hidung sang putri. Sang putri merasakan ada
sesuatu yang melewati hidungnya. Lama-kelamaan hidung sang putri terasa gatal
dan bersin dengan sangat keras. Akhirnya sang putri mengeluarkan biji semangka
yang tersangkut di tenggorokannya. Sang putri pun sadar dan berterima kasih
kepada sang pangeran. Tiba-tiba penyihir yang pernah memberikan semangka kepada
sang putri datang menaiki sapu lidi dan membawa tongkat sihir. Penyihir itu
tetap mengayunkan tongkatnya dan mengucapkan, “Bimsalabim jadi apa prok prok
prok!”
Namun
sang pangeran langsung menghadang dan merentangkan tangannya untuk melindungi
sang putri. Akhirnya sang pangeran yang terkena sihir berubah menjadi seekor
berang-berang.
Penyihir
yang belum puas, mengayunkan tongkatnya lagi dan mengucapkan, “Vera Verto!”
Sang
putri pun berubah menjadi seekor penguin. Setelah itu penyihir tertawa
terbahak-bahak lalu pergi.
Sang
raja sangat terkejut dengan kejadian itu. Sang putri yang merasa kegerahan
dibawa dan dipindahkan oleh sang raja ke sebuah kutub. Sang pangeran yang sudah
menjadi seekor berang-berang juga ikut mengantarkan sang putri.
Sesampainya
di kutub, berang-berang menggigil dan merasa sangat kedinginan. Akhirnya
berang-berang tidak dapat menemani penguin. Penguin dan berang-berang pun
berpisah tidak untuk selama-lamanya. TAMAT.
Cerita fantasi ini
terinspirasi dari cerita kak @si_wel -> http://si-wel.blogspot.com/2013/12/putri-gula-gula-dan-pangeran-uget-uget.html
Thanks for reading!
Sandra :)