Halo, Guys!
Gue sebenernya ngantuk, tapi lagi kepengen nulis aja.
Gue mau bilang sesuatu yang gue pelajari dari pengalaman gue akhir-akhir ini dan blognya Gitasav:
“Rencana Allah itu lebih keren dari rencana gue!”
Jadi gini…
Tanggal 11 Mei kemarin gue udah selesai
magang, dan komentar dari para temen-temen yang masih pada muda-muda itu
intinya cuma satu: “Wih, bebas, ya!”
Ya, begitu, deh. Kalau dibandingin sama
tempat kerja yang lama beda budayanya. Yang ini soalnya pekerjanya
usianya masih muda-muda, di bawah 30 tahun. Jadi ‘rasa ingin bebas’-nya
masih ada, artinya nggak terlalu suka diatur. Beda sama tempat yang lama
yang selalu ‘nrimo’ untuk diatur-atur karena merasa hanya sebagai
pekerja, udah pada punya istri dan anak juga, udah nggak mikir
macem-macem lah, yang penting bisa kerja aja udah bersyukur. Gitu.
Budayanya beda. Gue mempelajarinya beberapa bulan ini, hehe.
Iya, gue bebas. Gue bebas karena gue bisa melanjutkan kewajiban lain yang seharusnya gue lakukan: bekerja FULL TIME.
Awalnya, waktu keputusan magang gue
ambil, gue sudah merencakan sesuatu: bayar kuliah dari bulan Maret
sampai Mei 2015 dari gaji magang, mau kerja magang aja yang penting di
media, nggak mau kerja yang bukan ‘bidangnya’ lagi, supaya gue punya
pengalaman kerja di bidang jurnalistik sebelum S1, mengingat saingan
pekerja baru yang banyak beberapa tahun ke depan.
Dan rencana gue failed.
Gue bayar kuliah Maret-Mei dengan muter
otak gimana caranya pinjem ke temen yang bisa bantu, karna uang yang
udah gue rencanain ternyata dipakai buat keperluan keluarga. Gue nggak
mungkin cuma MAGANG! Gue harus kerja FULL TIME biar gue bisa tenang
kuliah, makan, dan tidur. Gue mana bisa kerja di media kalau gue belom
S1?! Gue mana bisa kerja di bidang jurnalistik, kalau gue masih mengejar
‘bayaran kuliah’ dan bayaran-bayaran lain?! Kerja jadi wartawan yang
gue tahu nggak langsung bisa dapet gaji gede, pasti kecil. Bahkan dosen
gue bilang, “Jangan jadi wartawan kalau mau kaya!” Gue yang lulusannya
SMK Akuntansi otomatis akan kemungkinan kerja di bidang admin atau
keuangan lagi, atau malah planner karna pernah jadi PPIC.
Dengan yang sesuai sama lulusan SMK dan pengalaman kerja itu, baru bisa
dapet gaji UMR. Terus kalau gue udah berkecimpung di bidang jurnalistik,
gue akan banyak menguras tenaga, waktu, pikiran, sedangkan buat
ngerjain tugas kuliah aja udah susahnya minta ampun, belom lagi ngerjain
tugas organisasi. Gue nggak bisa fokus. Kayak mau mati rasanya.
Gue nggak mau sok-sokan bisa padahal
nggak bisa. Gue inget Ibu gue. Gue nggak mau ngecewain beliau cuma karna
idealisme gue dan keegoisan gue. Gue tahu gue bukan anak orang kaya
yang cuma tinggal ‘ngembangin diri’ kayak anak-anak yang lain yang
dibayarin kuliahnya.
Rencana gue nggak sekeren yang gue pikir, kan?!
Dari semua yang terjadi, gue sadar nggak
semua hal yang udah kita rencanakan, kita pikirkan, sesuai sama
kenyataan. Gue akui rencana gue emang gagal, tapi Allah ngasih gue
pelajaran yang gue juga nggak kepikiran.
Yang gue syukuri dan pelajari, tuh,
banyak banget, deh! Dari mulai pelajaran tentang sistem kerja,
idealisme, cara memimpin, cara berkomunikasi, cara mensyukuri hidup,
penampilan, dan lain sebagainya… Setelah resign waktu itu dan memutuskan magang gue jadi belajar banyak.
Gue jadi ngerti sistem itu penting
banget di perusahaan mana pun, kalau nggak ada sistem, aktivitas
perusahaan jadi berantakan, itu akar dari masalah-masalah yang bisa
terjadi. Gue sadar nggak bisa jadi manusia ‘sempurna’, karena ada Yang
Maha Sempurna. Gue jadi ngerti: kalau komunikasi bisa merusak, maka
seharusnya komunikasi juga yang bisa memperbaiki dan membangun. Gue
sekarang ngerti kenapa orang dengan rela mau jadi badut, mau jadi
pengamen, mau jadi penyebar brosur di jalan: mereka mau makan dan tetep
hidup, jadi bersyukur buat kalian yang bisa bekerja ‘enak’, kalian masih
bisa lanjutin hidup. Gue jadi kenal banyak orang dengan karakter yang
beragam, nggak semuanya bisa cocok, yang bisa itu ‘saling memahami’. Gue
jadi bisa lebih mengatur uang yang gue punya, dan paham tentang hukum lifestyle
yang berkaitan sama ekonomi. Gue jadi ngerti kalau pola makan gue
selama kerja ada yang salah (makan malem banget mulu), gue jadi belajar
nggak makan mulu (jam makan gue berubah, kemungkinan gue bisa kurus,
haha), gue jadi tahu apa yang selama ini nggak gue perhatikan (kantung
mata, komedo, dsb), gue jadi paham cewek itu kayak gimana. Belajar naik commuterline dan beradaptasi sama manusia-manusianya (nanti gue ceritain tentang commuterline). Belajar dari nguping orang-orang di commuterline. Belajar kerja di Jakarta yang melelahkan dan keras. Belajar jalan kaki setiap hari. Banyak, deh, pokoknya!
Ternyata, rencana Allah yang nggak kepikiran itu lebih hebat!
So, segala sesuatunya jangan terlalu dipikirin banget-banget apalagi dibaperin banget, yang berlebihan juga nggak baik, lho! Just try and do your plans!
Tidak ada komentar :
Posting Komentar