Setelah
mendengar lagu indah berjudul “Ku Ingin Kau Tahu”-nya Overtunes, agak timpang
sih kalau sekarang gue malah dengerin lagu “Mungkin”-nya Overtunes juga. FYI, lagu-lagu
itu dipakai untuk soundtrack film
Ngenest yang belum kesampean gue tonton. Nonton bareng, yuk! *lah *kode
Gue………..
seneng banget denger lagu “Ku Ingin Kau Tahu”. Serasa dinyanyiin. Serasa
disirami bibit-bibit untuk tumbuh. Serasa sembuh. Serasa punya harapan lagi.
Duh, gue pengen nangis ngetiknya. Hahaha :’D
LEBAY
GUE!!! *netes
Bagian
lirik yang paling gue suka:
Oh, senyummu seperti
pelangi yang indahkan hari
Dan hatiku
menginginkanmu lebih dari yang kau tahu
Ku ingin kau…. Ku ingin
kau tahu.
Gue
kayak anak alay, ya, nulis kayak begini?
Liriknya
juga biasa aja kan, ya? Udah biasa ada di lirik-lirik lagu pada umumnya. Mainstream.
Tapi
rasa yang gue tanggung saat ini……..
nggak biasa.
Biasanya,
gue lebih suka menulis kata-kata konotasi untuk menggambarkan ini. Tapi,
sungguh kali ini gue nggak bisa menulis itu.
Kemudian,
beberapa saat lalu gue membaca suatu pernyataan. Gue tau itu pernyataan yang
menyakitkan, tapi gue udah janji nggak boleh sakit (sama diri gue sendiri).
Tapi, ternyata gue nggak bisa bohong (sama diri gue sendiri), dan selalu
begitu.
Gue
nggak akan sebutin pernyataan apa, yang pasti bukan buat gue, haha.
Maka,
gue langsung mendengar lagu “Mungkinkah”.
Ya,
pas banget.
Apalagi
pas di sini:
kita sempurna,
mungkin sebaliknya
mungkin kita takkan
pernah menyesal
kita bisa sedih,
mungkin bahagia
mungkin kita satu
selama-lamanya
but maybe we should
try
Ya
Allah :’)
Ya,
yang bisa gue lakukan sekarang hanyalah: MENCOBA.