Tak cepat tetapi juga tak lambat
Aku melihat langit-langit yang putih
Bawahku empuk dan aku berbaring
Aku berusaha menemui pikiranku
Aku bertanya apa yang terjadi
Ia menjawab, "Kamu baru saja bermimpi."
Aku menghela nafas, ternyata aku tidak jadi jatuh
Aku masih menatap langit-langit yang putih
Mengingat ulang mimpi burukku
Tubuhku bangun menuju jendela kamar
Mengintip dan melihat pagi
"Hari masih cerah," ucapku dalam hati
Aku beranjak dan menuju teras rumah
Aku duduk pada sebuah kursi bambu
Menahan badan dengan kedua tangan di dudukan dan menggoyangkan kedua kakiku
Aku sangat suka dengan pagi
Saat yang paling tepat untuk bersemangat
Aku juga masih suka dirimu
Tapi belum pernah ada waktu yang tepat untuk menjelaskannya
Pagi ini aku tidak ingin berteriak seperti biasanya
Aku yakin Tuhan juga mendengar setiap bisikanku
Bisikan mengenaimu
Bisikan atas cerita seputarmu
Rasa degup jantung kala itu benar-benar menggempa
Untung saja jantung ini diberi lem yang sangat kuat oleh penciptaNya
Kalau tidak, lepaslah jantungku
Itu semua padahal hanya karena akan bertemu denganmu
Kini aku telah mengerti semuanya
Cinta itu memberi, saling memberi
Cinta itu menerima dan saling melengkapi
Bukan sama-sama hebat, bukan sama-sama juara
Jika ada yang enggan memberi, itu bukan cinta
Jika ada yang memberi syarat, itu belum cinta
Pernah tidak dirimu menyukai sesuatu?
Sesuatu yang disuka bukan berarti dimiliki juga, kan?
Menyukai pagi, misalnya
Pagi memang bukan milikku seutuhnya
Pagi adalah milik Yang Maha Besar
Tapi Tuhan menitipkan pagi padaku
Dengan harapan aku tetap bersyukur, berdo'a, dan bersemangat
Dan dirimu serupa pagi
Aku tidak memilikimu tapi aku mensyukurinya
Aku tidak bisa selalu bersamamu tapi masih bisa mengagumimu
Aku tetap bahagia
Lihatlah, bunga masih tersenyum dipayungi awan berjalan
Aku memandang ayunan yang bergoyang sendirian tanpa aku
Aku menitipkan salam pada rumput hijau untuk menyampaikannya pada senja nanti
Aku berusaha masih merasa lapang dan tenang
Ternyata, aku masih terlalu percaya diri
Padahal aku sudah melayang tinggi
Padahal aku hampir benar-benar jatuh
Tapi aku tetap menikmati ini
Walau aku tahu kenyataannya tak seindah angan
Tapi aku tetap mengakhiri puisi cintaku
Teruntuk........
Seseorang yang membawaku dalam gabungan Perasaan-Jatuh-Cinta
Sekian
Sekian
Sumber gambar:
http://learninghabit.files.wordpress.com/2013/08/cute-love-backgrounds.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsJMrDkk_J6Boz95bzD-h4WUN1mKiPumYbjZRN_OBh7u29E0GEJ2hLYYn3qB2zem92oOxY4gGC-cNqDKSUqxQ6xkJuEeokZSy0QFXJHzgr4OsLI1o56tt7lGPmuNyrc_-z7TD41AXHA-E/s1600/04-09-13-morning-window.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsdYmLoOWjxOBS9JzHVi-GXCAIjYEZFQg3LAKvNal00TkniCwYQRBFrgSG14npM5e8xAtlX127HZXwKn7PYZnSPReF_zqqS1vHSPVlJxHPuSVYPg1o1IuydLGzWyCR361AkZzOrfBGZqEN/s400/7-manfaat-kesehatan-dari-jatuh-cinta.jpg
Tidak ada komentar :
Posting Komentar