Sabtu, 20 Desember 2014

Menurut Kalian?

Suara langkah kaki di malam hari
Berlarian kecil memecah hening
Membelalakkan mataku namun bergeming
Meninggalkan kotak tepung berlilin
Menurut kalian, biasa saja

Giliranku yang berlarian
Menemuinya tanpa teman
Dibalik buku merah ada yang mengintip
Ternyata titik-titik cahaya yang menggelitik
Menurut kalian, biasa saja


Ah, tak perlu itu, sederhana saja
Pesan-pesannya yang sering
Cokelat payung dan koin dalam plastik bening
Bahkan air mata yang mengering
Menurut kalian, masih biasa saja


Aku juga ingin seperti kalian, biasa saja
Tapi coba dengar suara kakiku yang berjalan semalam
Menyusuri ruang berlampu terang dengan lagu-lagu kebetahan
Sendirian, menggapai kosong
Sesak, menyelipkan kuat
Terdengar suara riuh dari balik tumpukan kemasan
Aku ingin ikut ke dalamnya, marah-marah
Namun hatiku sudah berbunyi lebih awal
Urung dan pulang
Aku pulang yang salah
Aku mengingatnya, lagi
Menurut kalian, aku sungguh berlebihan


Nanar pada deretan pesannya, aku lengah
Hanya bisa memandang kamar yang buyar
Melihat lipatan bungkusan cokelat muda
Sampai ada suara yang menyelinap entah darimana
Bohong, itu suara via telepon beberapa minggu lalu
Kami tertawa tanpa bersalah dan menyakiti
Menurut kalian, aku bodoh


Huh, memang begini nasib manusia kesepian
Senang pulang pada yang bukan sepi
Senang pergi untuk lupa pada sepi
Menurut kalian, bagaimana jadi aku?
Dan menurutku, coba kalian jadi aku!

Aku Tidak Punya Hati

Aku jahat padamu
Menenggelamkanmu di lautan hati
Hati yang sangat rapuh, keropos
Airnya yang patah setiap hari
Dan telingaku jenuh mendengar bunyinya


Aku tidak punya hati
Menyeretmu dalam gua yang gelap ini
Memintamu mengikutiku yang suram ini
Padahal aku tahu, kamu milik putri cantik nan jelita
Aku malah memaksamu bersamaku
Aku tidak punya hati, kan?


Aku sangat egois
Menginginkanmu menjadi milikku
Menulis namamu dalam pengharapanku
Padahal aku tahu itu tidak mungkin
Itu hanya dunia paralel kita
Ah, bukan kita, tapi duniaku sendiri


Seperti judul lagu, “Andai Aku Bisa”
Maka berjayalah andai dalam langkahku
Maka kuselipkan kata “Tidak” sebelum “Bisa”
Aku….tidak bisa
Aku tidak akan pernah bisa


Kamu tahu?
Aku ini manusia sibuk
Sibuk menjadi apa dan siapa saja
Sibuk menjadi seorang pelupa, pelupa sakit hati
Ya, aku ingin lupa pada luka yang menganga
Lagi-lagi airnya patah berulang-ulang
Dan aku jatuh lagi berkali-kali
Ya, jatuh cinta
Padamu yang sangat tahu aku
Tanpa aku ceritakan bagaimana aku
Padamu yang mengenalku
Tanpa aku berikan riwayat hidupku


Maaf, ini puisi mati
Rasa ini pun harus mati
Akan kubunuh perasaan ini dengan pedang yang kauberi padaku
Atau dengan waktu yang kita gelangkan bersama


Tolong jangan bahagiakan aku lagi
Sebab setelah ini aku akan jatuh lagi
Tak apa, aku yakin aku jatuh
Jatuh cinta
Entah pada siapa
Mungkin padamu lagi?
image