Jumat, 02 Januari 2015

Persiapan Menuju Bosscha #1Day1Dream

Hari kedua #1Day1Dream. Di saat semuanya punya waktu mereka sendiri, ada yang lagi liburan, ada yang lagi kerja, gue malah di kamar dan ngetik impian yang mau gue wujudkan. Haha. Kali ini gue mau ceritain tempat impian kecil gue:

Bosscha
 4747_selaksa_cahaya_mengepung_bosscha
Pertama kali tahu tempat ini dari film Petualangan Sherina. Tempatnya Sherina dan Sadam
dicium keningnya….hmmm….sembunyi dari penculik. Nah, di postingan Kembang Api #1Day1Dream, kan, gue udah cerita kalau gue suka ngeliat bulan dan bintang, jadi tentu aja gue mau ke Bosscha, karena di sanalah tempat yang bisa memberikan gue banyak ilmu tentang bintang. Selain itu, gue juga bisa ngeliat cara kerja teleskop besar yang bernama Zeiss.

Tempat impian kecil gue ini ingin sekali gue kunjungi saat gue sedang libur kuliah semester 3, sekitar bulan ini sampai Februari 2015, atau libur semester 4 bulan September 2015. Sejujurnya, gue belum tahu transportasi apa yang bakal gue naiki untuk bisa pergi ke sana. Makanya tulisan ini gue beri judul “Persiapan Menuju Bosscha”, karena persiapannya lah yang mau gue wujudkan. Setelah UAS tanggal 10 dan 11 Januari 2015, gue akan melakukan persiapan itu. Apa aja yang bakal gue lakuin?
  1. Kepo ke website-nya Bosscha
Kalau nulis keyword: Bosscha, website yang muncul paling atas adalah http://bosscha.itb.ac.id. Yaks, karena Observatorium Bosscha itu fasilitas penelitian astronomi milik ITB, jadi website-nya di bawah naungan ITB. Di website ini ada sejumlah informasi tentang Bosscha yang mendukung terwujudnya impian kecil gue:
  • “Tentang Bosscha” yang menjelaskan apa itu Bosscha, penjelasan akses ke sana (alternatif transportasi), peta, dan kontaknya.
  • “Kunjungan” yang menjelaskan Program Kunjungan Siang, Kunjungan Malam, cara pendaftaran dan pembayaran, jadwal tutup kunjungan, aturan kunjungan, dan kontak bagian pendaftaran.
  • “FAQ” daftar pertanyaan beserta jawabannya yang berguna buat mengetahui seputar Bosscha.
Pengkepoan ini akan dimulai tanggal 12 Januari 2015.
  1. Dari pengkepoan mulai tanggal 12 Januari tersebut, sudah pasti gue harus melakukan action nyata. Pertama, gue akan mendaftar dengan menghubungi bagian pendaftaran yang nomor teleponnya tertera di website. Kenapa gue langsung daftar? Karena gue harus bertanya kapan Program Kunjungan yang pendaftar kunjungannya masih kosong atau sedikit, dan supaya nggak keduluan pendaftar lain. Gue, sih, bakal mengajukan tanggal yang hari Sabtu, dan kalau bisa dapatnya Program Kunjungan Malam. Semoga aja di tanggal-tanggal libur kuliah semester gue, Aamiin. Huhu.
  2. Kedua, gue akan memilih akses perjalanan yang paling terjangkau, dengan cara menganalisa transportasi apa yang bisa gue naiki dari rumah gue yang di Bekasi menuju Lembang, gue coba lihat Google Map, gue mau tanya-tanya sama temen, atau menawarkan ke Mama untuk sewa mobil. Menghitung-hitung biaya transportasinya juga.
  3. Ngajak temen
Sebenernya, sih, nggak apa-apa juga kalau gue pergi ke sana sendirian, tapi kalau bisa bareng temen, kan, lebih seru, dong! :D Tapi sebelumnya gue mesti jelasin tujuan ke Bosscha, karena itu Observatorium yang sering digunakan untuk penelitian, maka niatnya bukan mau foto-foto, atau makan-makan di sana, tapi mau belajar. Jadi mungkin gue akan ngajak temen yang satu tujuan sama gue. Hahaha.
  1. Nabung
Pokoknya nabung dari sekarang. Minimal harus bisa nabung untuk biaya transportasi pulang-pergi, masuk Bosscha, dan konsumsi. Kalau bisa nabung lebih, ya, semoga aja bisa beli oleh-oleh juga di sekitar sana. Karena tempatnya di Lembang, udara sejuk dan pemandangan yang ciamik udah merupakan bonus buat gue, nggak bayar, kan?! Hahaha.
Yap, begitulah impian kecil kedua gue: “Persiapan”. Aneh, ya, impian, kok, “Persiapan”?! Iya lah.
Soalnya:
quote-Abraham-Lincoln-i-will-prepare-and-some-day-my-40909



Sumber gambar:
http://intisari-online.com//media/images/4747_selaksa_cahaya_mengepung_bosscha.jpg
http://quotes.lifehack.org/media/quotes/quote-Abraham-Lincoln-i-will-prepare-and-some-day-my-40909.png

Kamis, 01 Januari 2015

Kembang Api #1Day1Dream

Bismillahirrahmaanirrahim!
Hallo, guys! Kali ini gue bakal jadi blogger sesungguhnya. Kenapa? Gue sudah memilih siapa yang memang gue sayangi selama ini #ehsalahfokus. Haha. Gue sudah memilih gue akan jadi siapa dan mencari nafkah di mana, guys! :D

Sebagai project awal sebagai “blogger beneran”, gue bakal ikut project dari Komunitas Blogger Kancut Keblenger. Project ini namanya “#1Day1Dream”, jadi gue Insya Allah bakal ngeposting 1 bulan penuh tentang impian-impian gue, 1 hari gue posting 1 impian.

Untuk postingan #1Day1Dream hari pertama ini, gue mau cerita tentang impian kecil gue. Siap-siaaaaap!
Duar! Duaaaar! Duaaaaar!
kembangapi1
Yaks, melihat kembang api di langit yang luas pada suatu malam adalah impian gue. Whahaha.
Gue pengen banget ke tempat yang langitnya keliatan luas, misalnya laut, atau taman, atau arena bermain (example: Dufan), atau jalan tol sepi (ini ngasal), buat ngeliat kembang api menari-nari di langit malam.
Itu menurut gue keren aja. Ya gitu aja, sih. Haha.

Nggak deng… Jadi gini…
Pada suatu hari, gue tiba-tiba mengagumi benda langit yang bersinar di gelapnya malam. Nama benda langit itu Bulan dan Bintang. Semenjak itu, mata gue selalu berbinar setiap saat melihat benda yang bersinar atau berkelip di angkasa malam. Kalau Bulan dan Bintang itu, kan, benda angkasa yang nggak bisa manusia atur, nah, bagi gue kembang api adalah “benda langit” yang bisa diatur dan dirancang kemunculannya sama manusia. Makanya gue eksaitid banget ngeliat kembang api. Biasa aja, sih, sebenernya, tapi gue ngeliat kembang api, tuh nggak cuma pake mata, tapi pake hati, duh elah!

Kembang Api Tahun Baru 2015
Gue main handphone, di Path, Instagram, BBM, banyak yang posting kembang api yang gue banggakan itu. Tapi sesungguhnya gue sama sekali nggak ngeliat kembang api secara live…….semalam! Haha.
Why? Soalnya gue nggak mau kayak tahun-tahun kemaren, ah, mainstream banget! Gue berdiri deket pager rumah gue, ngeliatin kembang api bertebaran (gue nggak tahu juga siapa yang pasang), sendirian, senyum-senyum sendiri, menadahkan tangan di atas pager dan menopang dagu, hahaha, oke  ini keliatan jonesnya banget -_- skip aja lah~

Gue semalem nggak keluar rumah sama sekali, malah nyelesein rekaman sebagai bayaran utang akhir tahun (yang nggak ngerti, anggap aja satu kalimat sebelum ini nggak ada)

Oh, ya, sebenernya, gue udah diajak sama temen-temen gue ke acara tahun baru yang sangat memungkinkan untuk gue bisa ngeliat kembang api:
Temen SMP alias temen pramuka Naga Sakura, ngajak bakar-bakar di Depok, tempatnya Diah Retno Yuniarni bernaung (anak UI, tjuy!)
Anesya Erin Pradani, sahabat kerja gue yang ngajak ke Harapan Indah 2, biar nggak keliatan jomblo, katanya
Kak Metta, teman kerja yang bikin sosis bakar dan makanan lain yang super duper banyak banget (dikirimin foto lewat grup WA)
Dessy Indah Kurniawati, sahabat kuliah gue yang ngajak liputan (kerja tetep), bayangan gue, sih, ke Summarecon Mal Bekasi

Tapi…………..
Entah, gue…… cuma mau merenung dan berdo’a aja di rumah. Anti mainstream, kan, gue?! Whahaha :DDD

Wait, gue baru nyebutin unsur What, When, Why, dan Where (unsur menulis tetep).
Jeng jeng! Gue bakal sebutin unsur berikutnya!

How
Gue mau pake gaun cantik, terus duduk di bangku taman, depan tamannya itu danau yang menenangkan gitu, tapi di seberang danaunya ada gedung pencakar langit yang berderet kayak light stick, daaaan kembang api mengisi langit dengan percikan cahaya yang warna-warni, nah, itu gambaran latar tempat yang gue impikan buat liat kembang api. Hahahahaha.
Kayak gini:
kembangapi3
kembangapi2
Who
Harus ada unsur Who, apa? Hahaha. Oke, oke. Gue mau liat kembang api bareng Herjunot Ali, atau Fedi Nuril, atau seenggaknya….. kamu, deh ><. Wkwk.
Sama siapa aja, gue udah bahagia banget, Sob! Sama Mama, atau sama sahabat gue 5 serangkai (Tata, Nisa, Dinda, Ani), atau sama temen SD, SMP, SMK, kuliah, atau sama keluarga gue yang jauh di sana, gue udah bersyukur banget, beneran, yang penting lihat kembang apiiiiii \o/.
By the way, tengah malam pergantian tahun ini udah lewat, sih. Enggak, gue bukannya telat nulis ini, bukan. Emang sengaja aja gue nulisnya baru sekarang, supaya yang baca impian kecil gue ini bisa lebih kreatif ngasih kejutan buat gue, hahaha #guepedebanget.
Oke, ini baru 1 impian kecil gue. Selanjutnya gue akan posting impian-impian kecil gue yang lain.
Oh, ya, kenapa tulisan gue mengusung tema “impian kecil”? Kenapa nggak sekalian aja impian besar?
 
“Karena impian kecil serupa dengan cinta yang tidak berlebihan, sederhana.”

Tiga Bulan dan Tiga Hari

Kepada perempuan yang tak pernah marah
Bagaimana awal mulanya kita bertegur sapa?
Aku lupa, atau bahkan tidak peka
Tapi, kita saling mengenal

Kepada perempuan yang jago berakting
Bagaimana bisa kita menjadi akrab?
Lewat sepatah dua patah kata yang ambigu
Lalu kita tertawa dari hati ke hati

Aneh, lucu, gembira bercampur jadi satu
Belum juga aku bicara, kamu sudah tertawa
Belum juga kamu menyebutkan kata, aku meringis
Seolah kita saling bisa membaca hati

Yang aku syukuri, kamu begitu mengenalku
Padahal kita hanya bertemu 3 bulan
Padahal waktu kita hanya tinggal 3 hari
Kamu lah yang tahu kapan air mataku akan jatuh

Terkadang kita punya pertanyaan yang sama
Apa kabar seseorang di masa lalu kita?
Bagaimana cara menyampaikan rindu pada seorang laki-laki yang pernah menitipkan haru?
Apakah masih bisa berjalan bersamanya?

Adik, itu hanya sebutan atas umur kita
Di sisi lain aku menyebutmu: sahabat
Terima kasih atas 3 bulan kita, dan 3 hari nanti
Aku akan merindukanmu

Maaf aku harus pergi
Aku yakin kamu akan baik-baik saja
Beraktinglah bahwa semuanya itu mudah
Kamu pasti bisa, kamu lebih kuat dari aku